KUMPULAN REFERENSI SKRIPSI DARI BERBAGAI JURUSAN,
DAN SEMUA TENTANG SKRIPSI ADA DI SINI

PROSPEK PENJUALAN JASA PAKET POS GUNAV ENINGKATKAN PENDISTRIBUSIAN DAN PELAYANAN PADA KANTOR POS DAN SENTRAL GIRO GABUNGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan pada umumnya di dalam melaksanakan kegiatan usahanya mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai baik itu perusahaan yang bergerak di bidang industri, perdagangan maupun di bidang jasa. Dimana tujuan tersebut merupakan tuntunan bagi Pimpinan Perusahaan perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Adapun tujuan utama dari perusahaan itu adalah menciptakan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen agar memperoleh laba atau keuntungan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Serta tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih maju.

Untuk memperoleh keuntungan tersebut, maka pihak Pimpinan Perusahaan perusahaan tersebut hendaknya harus dapat mengelola fungsi-fungsi perusahaan secara baik.

Fungsi-fungsi perusahaan-perusahaan tersebut adalah :[1])

1. Fungsi Produksi.

2. Fungsi Keuangan.

3. Fungsi Pemasaran dan

4. Fungsi Personalia.

Dari fungsi-fungsi tersebut di atas dalam pelaksanaannya selalu berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Demikian juga dengan perusahaan yang bergerak dibidang jasa dimana jasa itu adalah merupakan suatu perbuatan, penampilan atau sebuah usaha yang pada umumnya tidak ada wujudnya. Lain halnya dengan perusahaan yang bergerak di bidang industri yang mana wujudnya tertentu.[2])

Adapun definisi dari pemasaran itu adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.[3])

Dari definisi tersebut di atas sudah jelas bahwa pemasaran itu dimulai sebelum proses kegiatan usaha itu dijalankan dan juga tidak berakhir dengan penjualan. Yang penting bagaimana cara menentukan produk dan pasarnya, harganya serta promosinya sehingga nantinya dapat memberikan kepuasan yang diharapkan. Disamping itu juga barang atau jasa yang dijual hendaknya mempunyai jaminan yang lebih baik setelah penjualan itu dilaksanakan.

Adapun definisi dari menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya.[4])

Oleh karena itu pada saat sekarang ini Pimpinan Perusahaan Perusahaan dituntut untuk tanggap terhadap situasi pasar dimana banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang sudah mulai bermunculan.

Dengan munculnya perusahaan baru tersebut bagi pihak Pimpinan Perusahaan merupakan masalah bagi mereka, karena hal ini akan menimbulkan persaingan khususnya dengan yang sejenis. Disamping itu juga adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintahan dan lain sebagainya.

Konsep penjualan. Konsep ini merupakan orientasi manajemen yang beranggapan bahwa para konsumen pada umumnya tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah yang cukup banyak, kecuali apabila mereka dipengaruhi oleh usaha dan penjualan.[5])

Demikian juga halnya dengan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu Perusahaan Umum Pos dan Giro, khususnya pada Kantor Pos Sentral Giro Gabungan Mataram, yang mana pada misi yang diembannya itu salah satu diantaranya adalah Undang-Undang No.6 Tahun 1984 yang mana bunyinya adalah:[6])

Pos adalah pelayanan lalu lintas Surat Pos, Uang, Barang dan pelayanan jasa lainnya yang ditetapkan oleh Menteri yang diselenggarakan oleh badan yang ditugaskan menyelenggarakan Pos dan Giro.

Paket Pos adalah kemasan yang berisi barang dengan bentuk dan ukuran tertentu, jenis paket itu sendiri ada dua macam yaitu :[7])

1. Paket Pos Dalam Negeri.

2. Paket Pos Luar Negeri.

Sedangkan cara pengiriman Paket Pos Dalam Negeri ada tiga macam yaitu:

1. Paket Pos yang pengirimannya menggunakan Paket Pos Biasa/Laut.

2. Paket Pos yang pengirimannya menggunakan Paket Pos Udara.

3. Paket Pos yang pengirimannya menggunakan Paket Pos Udara dan Darat.

Sedangkan cara pengirimannya untuk Paket Pos Luar Negeri terbagi menjadi dua yaitu antara lain :

1. Paket Pos yang pengirimannya menggunakan Pos Biasa /Laut.

2. Paket Pos yang pengirimannya menggunakan Pos Udara.

Disini penulis hanya meneliti masalah Paket Pos Dalam Negeri khususnya yang ada di Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram.

Dimana volume hasil penjualan selama kurun waktu l;ima tahun yakni tahun 1998-2002 dapat dilihat pada Tabel I berikut ini :

Tabel I

REALISASI VOLUME DAN NILAI PENJUALAN PADA

KANTOR POS DAN SENTRAL GIRO GABUNGAN MATARAM

PERIODE TAHUN 1998-2002

Tahun

Volume

Penjualan Jasa

Paket Pos

(Perubahan)

%

Hasil Penjualan

Paket Pos

(Rp.)

(Perubahan)

%

1998

1999

2000

2001

2002

4.921,00

5.204,00

5.603,00

6,981,00

8.789,00

-

5,75

7,67

24,59

25,90

24.396.860,00

29.397.660,00

39.083.250,00

51.472.850,00

63.367.350,00

-

20,50

32,95

31,70

23,11

Jumlah

31.498,00

63,91

207.717.960,00

108,25

Rata-rata

6.300

130

41.543.592

22

Sumber Data : Data Primer Diolah

Dari Tabel I di atas dapat diketahui bahwa besarnya volume penjualan jasa Paket Pos pada tahun 1998 sebesar 4.921 dengan hasil penjualan sebesar Rp. 24.396.860,- dan peningkatan volume penjualan terbesar terjadi pada tahun 2002 sebesar 8.789 dan dengan hasil penjualan sebesar Rp. 63.367.350,- dengan rata-rata peningkatan volume penjualan Paket Pos sebesar 6.300 atau persentase peningkatannya sebesar 63,91 persen untuk volume penjualan jasa Paket Pos serta 108,25 persen untuk peningkatan hasil penjualan jasa Paket Pos.

Peningkatan ini terjadi karena sudah dimulainya pemasaran dengan sistim Penjemputan Kiriman, Pemberian Brosur, Door to Door, memberikan pelayanan khususs dan sekaligus melakukan ikatan kerja sama dengan para pelanggan.

Sehingga dengan demikian akan memberikan kemudahan-kemudahan bagi para pelanggan tersebut dalam mengadakan pengiriman maupun pengambilan uang, barang dan lain sebaginya.

1.2. Perumusan Pokok Masalah

Berdasarkan uraian Latar Belakang di atas, maka ditarik pokok permasalahan sebagai berikut :

“Apakah penjualan jasa Paket Pos guna meningkatkan pendistribusian dan pelayanan pada Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram mempunyai prospek dimasa yang akan datang“.


1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hasil penjualan Jasa Paket Pos di Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram pada masa-masa yang akan datang yakni pada tahun 2003-2007.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

1.3.2.1. Secara Akademik salah satu syarat untuk mencapai kebulatan studi Strata Satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram.

1.3.2.2. Secara Praktis diharapkan hasil penelitian ini sebagai dasar pertimbangan bagi Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram untuk lebih meningkatkan hasil volume penjualan pada masa-masa yang akan datang.

1.3.2.3. Secara Teoritis Ilmiah, dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang semakin dalam mengenai fungsi dan manfaat Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram.

1.4. Hipotesa

Berdasarkan pada permasalahan pokok masalah dan tujuan penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

“Diduga penjualan jasa paket Pos guna meningkatkan pendistribusian dan pelayanan pada Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram mempunyai prospek dimasa yang akan datang”.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Metode Penelitian Yang Digunakan

Metode Diskriptif yaitu metode yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan mengumpulkan data, penyusunan, menganalisa dan menarik kesimpulan.

Sedangkan metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah Metode Kasus (Case Study), yaitu meneliti kasus (Prospek Penjualan Jasa Paket Pos) di Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram.

1.5.2. Daerah dan Lokasi Penelitian

Secara umum Badan usaha Milik Negara yang diberi nama Pos dan Giro telah ada sejak jaman penjajahan. Yang mana kedatangan Bangsa Belanda di Bumi Indonesia merupakan awal timbulnya hubungan surat menyurat antara Indonesia dengan Negeri Belanda, dimana hal tersebut ditandai dengan kedatangan empat buah kapal Belanda di bawah Pimpinan Perusahaan Cornelis de Houtman pada tahun 1596 yang membawa surat untuk raja-raja Banten dan Jakarta.

Kantor Pos yang pertama didirikan di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jendral G. W. Van Inhoft. Bersamaan dengan ditemukannya Telegraph dan Telepon, maka dibentuklah Dinas Pos, Telegraph dan Telepon yang disingkat namanya dengan PTT.

Kemudian pada tahun 1922-1923 kantor Pusat PTT yang mula-mula berkedudukan di Wetevreden (Gambir-Jakarta) mulai dipindahkan ke Gedung “Burgerlijke openbare” /BOW (Dinas Pekerjaan Umum) Bandung.

Sedangkan pengalihan kekuasaan Jawatan PTT atau Jawatan Pos, Telepon dan Telegraph dari tangan penjajah ke tangan Pemerintah Indonesia diawali denan suatu perebutan kekuasaan oleh Angkatan Muda Pos, Telepon dan Telegraph pada tahun 1945.

Sebagaimana yang diungkapkan dalam Buku Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Julid II : Proklamasi kemerdakaan sudah sebulan berlangsung, usaha-usaha untuk mendekati Jepang supaya menyerahkan kekuasaan di kantor Pusat PTT telah dilakukan, tetapi pihak Jepang masih tetap tidak mau menyerahkan kekuasaanya di kantor Pusat PTT karena atasannya menginstruksikan bahwa penyerahan PTT harus dilakukan Sekutu.

Kemudian pada tanggal 27 September 1945 rakyat sudah dikerahkan dan massa telah berkumpul di halaman selatan, Soewarno dengan pasukannya memasuki ruang kantor yang membuat jepang tidak mampu menghalangi Angkatan Muda PTT, sehingga secara sukarela jepang menyerahkan pedangnya.[8])

Perum Pos dan Giro yang ada pada saat itu adalah Sejawatan Pos, Telepon dan Telegraph yang berdasarkan IBW dan IJW.

Berdasarkan UU No. 19/PRP/Tahun 1960, kemudian pada bulan Desember tahun 1961 berubah statusnya menjadi : PN. POSTEL.

Pada tanggal 6 Juli 1965 dengan Peraturan Pemerintah No. 29/1965 dan No. 30/1965 PN. POSTEL menjadi dua Perusahaan Negara dengan nama : PN. Pos dan Giro dan PN. Telekomunikasi.[9])

Tanggal 9 Maret 1978 berdasarkan UU. No. 9/1969 maka status PN. Pos dan Giro beralih menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro dengan Peraturan Pemerintah No. 9.1978 terakhir dirubah atau diganti dengan UU No. 6/1984 dan Peraturan Pemerintah No. 24/1984.[10])

Adapun Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram juga telah ada sejak jaman penjajahan dimana kantornya bertempat di Jl. Longko Mataram.

Pendirian ini juga sudah ada sejak tahun 1918 kemudian pada tahun 1983 dengan adanya gedung baru di Jl. Sriwijaya Mataram nama Kantor Pos dan Giro Ampenan diganti dengan nama Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram.

1.5.2.1. Lokasi Penelitian

Di dalam menentukan lokasi perusahaan perlu diadakan perencanaan yang seksama, karena penentuan lokasi merupakan problem jangka panjang, karena menyangkut kemungkinan ekspansi atau perluasan usaha dimasa yang akan datang, sehingga lokasi tersebut menguntungkan serta dapat menjamin kelancaran perusahaan.

Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram berlokasi di Jl. Sriwijaya di Kotamadya Mataram Kabupaten Lombok Barat. Lokasi kantor tersebut juga merupakan daerah perkantoran di samping itu letaknya juga di pusat perkotaan yang mudah dijangkau dengan alat transportasi, sehingga memudahkan bagi paara pengguna jasanya.

Berdasarkan keadaan lokasi tersebut, maka lokasi Kantor Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram sangat strategis, sehingga memenuhi kriteris dalam menunjang kelancaran dan kelangsungan perusahaan.


1.5.2.2. Struktur Organisasi

Dalam suatu perusahaan diperlukan adanya wadah untuk membentuk pola kegiatan orang serta hubungannya satu dengan yang lain, agar rencana yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik, wadah ini dikenal sebagai organisasi.

Mengorganisir berarti menyusun atau mengatur faktor-faktor produksi sedemikian rupa, sehingga merupakan satu kesatuan dengan tujuan apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana. Adapun hal yang terpenting dalam organisasi adalah kerjasama yang baik, sehingga dapat menunjang keberhasilan dalam memencapai tujuan. Untuk memudahkan pekerjaan Pimpinan Perusahaan dalam mengorganisir maupun untuk mengawasi seluruh aktifitas yang ada dalam perusahaan, maka disusunlah suatu struktur organisasi.

Dengan adanya struktur organisasi maka dapat terlihat tugas dan tanggung jawab serta hubungan antara bagian yang satu dengan yang lainya dalam perusahaan tersebut.

Demikian juga halnya dengan Perusahaan Umum Pos dan Sentral Giro Gabungan Mataram dapat mengorganisir segala kegiatannya menggunakan struktur organisasi garis seperti gambar berikut ini :

1.5.3. Jenis dan Sumber Data.

1.5.3.1. Jenis Data.

1.5.3.1.1. Data Kuantitatif yaitu data yang merupakan rangkaian pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka.

1.5.3.1.2. Data Kualitatif yaitu data yang menyelesaikan atau memberikan penjelasan tentang kenyataan yang kongkrit yang diperoleh di lapangan secara induktif.

1.5.3.2. Sumber Data

1.5.3.2.1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari Pimpinan Perusahaan atau petugas yang berwenang dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

1.5.3.2.2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur- literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

1.5.4. Teknik Pengumpulan Data

1.5.4.1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab langsung kepada Pimpinan Perusahaan atau pegawai yang mewakili yang telah diberikan wewenang yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

1.5.4.2. Dokumenter yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan baik secara langsung mengenai keadaan, kegiatan perusahaan dan segala aspek yang ada pada perusahaan.

1.6. Prosedur Analisa

Untuk menguji Hipotesa yang telah diajukan dan sebagai langkah pemecahan masalah, maka digunakan alat analisa Trend Linier dengan Metode Least Square yang mana formulanya sebagai berikut :

Y = a + bx ………………….[11])

Dimana :

Y = Jumlah Penjualan Periode X

X = Periode Tahun

a dan b = Bilangan Konstanta.

Untuk mencari nilai a digunakan rumus sebagai berikut :

clip_image002

Dan untuk mencari nilai b digunakan rumus sebagai berikut :

clip_image004

Kemudian untuk mengetahui penyimpangan akibat adanya ketidak pastian dari ramalan yang ada, maka digunakan Standar Error Ramalan dengan formula sebagai berikut :[12])

clip_image006

Dimana :

SE = Standart Error

Y = Penjualan Yang Diobservasi.

Y’ = Hasil Ramalan Yang Dihitung

N = Jumlah Tahun Yang Diperhitungkan.

Maksud dari pemakaian Standar Error adalah untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi terhadap hasil penjualan yang diramalkan.


[1]) Indriyo Gotosudrait, 1982. Sistim Perencanaan dan Pengendalian Produksi. BPFE-UGM, Yogyakarta, Halaman 23.

[2]) Buchari Alma DR. 1992. Manajemen pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta, Bandung. Halaman 231.

[3]) Basu Swastha DH. 1989. Manajemen penjualan. BPFE-UGM, Yogyakarta, Halaman 8.

[4]) Ibid

[5]) Drs. Rodiosunu, 1986. Manajemen pemasaran Suatu pendekatan Analisa, BPFE-UGM, Yogyakarta, Halaman 8.

[6]) Departemen Pariwisaata pos dan Telekomunikasi, Sinopsis, Halaman 64.

[7]) Ibid.

[8]) Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi Departemen perhubungan, Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia, Jilid II, Jakarta, CV Cahaya Makmur, 1980, Halaman 14-15.

[9]) Ibid, Jilid II, Halaman 19.

[10]) Ibid, Jilid V, Halaman 22.

[11]) Sofyan Assauri. Drs. 1980. Manajemen Produksi. FE – UI, Jakarta, Halaman 143.


dapatkan file lengkapnya

klik disini

 


CARA SINGKAT BELAJAR BAHASA INGGRIS segera bergabung bersama kami..!!!!